MENGENAL JALAK BALI
Siapa yang tidak kenal
dengan burung jalak bali. Burung endemik pulau dewata ini telah dikenal luas
bukan hanya karena statusnya yang terancam punah, namun juga karena kicauannya
yang merdu dan warnanya yang sangat indah.
Burung dengan nama ilmiah Leucopsar
rothschildi ini nama aslinya adalah curik bali.
Di alam liar, burung
ini sangat rawan diburu oleh pemburu liar. Bahkan menurut survei terbaru yang
dilakukan awal tahun 2005 hanya menemukan lima ekor jalak bali di alam.
Meskipun demikian, keberhasilan penangkaran membuat jalak bali kini bisa
ditemui di mana-mana, bahkan kita dapat menemukannya di luar negeri seperti di
Eropa dan Jepang meski mereka hidup dalam kandang.
Sejarah
Pertama kali
dilaporkan penemuannya oleh Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung
berkebangsaan Inggeris pada tanggal 24 Maret 1911. Atas rekomendasi Stressmann,
Dr. Baron Victor Von Plessenn mengadakan penelitian lanjutan (tahun 1925) dan
menemukan penyebaran burung Jalak Bali mulai dari Bubunan sampai dengan
Gilimanuk dengan perkiraan luas penyebaran 320 km persegi. Pada tahun 1928
sejumlah 5 ekor Jalak Bali di bawa ke Inggris dan berhasil dibiakkan pada tahun
1931. Kebun Binatang Sandiego di Amerika Serikat mengembangbiakkan Jalak Bali
dalam tahun 1962 (Rindjin, 1989).
Status:
- Sejak tahun 1966, IUCN ( International Union for Conservation of Natur and Natural Resources) telah memasukan Jalak bali ke dalam Red Data Book, yaitu buku yang memuat jenis flora dan fauna yang terancam punah.
- Dalam konvensi perdagangan internasional bagi jasad liar CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora) Jalak bali ter daftar dalam Appendix I, yaitu kelompok yang terancam kepunahan dan dilarang untuk diperdagangkan.
- Pemerintah Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/70 tanggal 26 Agustus 1970, yang menerangkan antara lain burung Jalak Bali dilindungi undang-undang.
- Dikatagorikan sebagai jenis satwa endemik Bali, yaitu satwa tersebut hanya terdapat di Pulau Bali (saat ini hanya di dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat), dan secara hidupan liar tidak pernah dijumpai dibelahan bumi manapun di dunia ini.
- Oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali dijadikan sebagai Fauna Symbol Propinsi Bali.
Dalam Biologi, Jalak
Bali mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Ordo : Aves
Family :
Sturnidae
Species : Leucopsar
rothschildi (Stressmann 1912)
dengan nama lokal
Jalak Bali, Curik Putih, Jalak Putih Bali.
Adapun ciri-ciri/karakteristik
dari Jalak Bali dapat dikemukakan sebagai berikut:
Bulu
Sebagian besar bulu
Jalak Bali berwarna putih bersih, kecuali bulu ekor dan ujung sayapnya berwarna
hitam.
Mata
Mata berwarna coklat
tua, daerah sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru tua.
Jambul
Burung Jalak Bali
mempunyai jambul yang indah, baik pada jenis kelamin jantan maupun pada betina.
Kaki
Jalak Bali mempunyai
kaki berwarna abu-abu biru dengan 4 jari jemari (1 ke belakang dan 3 ke depan).
Paruh
Paruh runcing dengan
panjang 2 - 5 cm, dengan bentuk yang khas dimana pada bagian atasnya terdapat
peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung
berwarna kuning kecoklat-coklatan.
Ukuran
Sulit membedakan
ukuran badan burung Jalak Bali jantan dan betina, namun secara umum yang jantan
agak lebih besar dan memiliki kuncir yang lebih panjang.
Telur
Jalak Bali mempunyai
telur berbentuk oval berwarna hijau kebiruan dengan rata-rata diameter
terpanjang 3 cm dan diameter terkecil 2 cm.
Musim Kawin
Musim kawin bagi
burung jalak bali biasanya terjadi pada Oktober-November, mereka membuat sarang
di pepohonan dengan tinggi kurang dari 175 cm. Mereka suka semak-semak dan
pohon palem di tempat terbuka, berbatasan dengan kawasan hutan yang rimbun dan
tertutup.
Bahkan, di masa lalu
tak jarang dijumpai jalak bali yang membuat sarang di perkebunan kelapa dekat
permukiman penduduk. Kesukaannya hidup di tempat terbuka ini pula yang membuat
mereka mudah ditangkap di alam.Untuk mengembalikan populasi jalak bali, tidak
hanya penangkaran yang dilakukan tetapi juga upaya penyelamatan dan penjagaan
hutan yang menjadi habitatnya
Habitat, Penyebaran,
dan Populasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar